Mamuju Ethnic

Informasi & Literasi Budaya Mamuju

Tampilkan postingan dengan label Mitos. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Mitos. Tampilkan semua postingan

Rabu, 06 Juni 2018

Ritual Adat Kuno " Massasaq "


Salah satu ritual adat kuno di tanah Manakarra adalah ritual adat "massasaq" atau mengiris dalam maknanya adalah memutilasi anggota tubuh manusia (baca ; korban) sampai mati. ritual ini diperkirakan telah ada sejak zaman dahulu dimana masyarakat pada saat itu masih dalam kepercayaan kepada dewa - dewa (paganisme) dan benda benda (dinamisme), ritual adat ini perlahan lahan ditinggalkan sejak berdirinya kerajaan di Mamuju, yang ditandai dengan masuknya ajaran hindu, islam dan budha yang disebarkan oleh pedagang dan pendeta pendeta yang datang di wilayah Mamuju seperti dari pedagang pedagang dan utusan kerajaan kerajaan di sulawesi dan Bali. Menurut narasumber kami yang telah berumur sekitar delapan puluh lima tahun lebih, hal ini bersumber dari nenek narasumber yang berusia sampai seratus lebih masih mendapati nenek buyutnya melakukan ritual adat tersebut, dan turun temurun diceritakan kepadanya sampai keanak cucunya.

Ritual adat massasaq ini hampir mirip dengan ritual adat di berbagai belahan dunia lainnya, Suku Aztec misalnya yang mendiami wilayah Meksiko sampai Amerika saat ini terkenal dengan ritual adat memberi persembahan korban manusia kepada dewa dewa yang dianggap sebagai rasa syukur atas panen, kesembuhan dan lain sebagainya, seperti halnya di wilayah Kalumpang ternyata ada juga ritual adat seperti massasaq ini sebagai persembahan kepada dewa dengan mengorbangkan salah satu anggota keluarga atau budak yang dimiliki yang sampai saat ini sering disebut sebut "diparrara" atau di kurbankan untuk menghindari angkara murka dewa atau penghuni tempat tempat yang dianggap dihuni oleh mahluk yang ghaib. Menurut cerita orang tua kami bahwa di Mamuju dahulu ada sebuah tempat pembuangan mayat yang telah dikorbangkan sehingga tempat tersebut terdapat banyak sisa sisa tulang belulang dan tengkorak manusia disebuah tempat yg sekarang di sebut Tambungkeng, di lingkungan Kasiwa. Entah apakah cerita tersebut benar atau tidak yang jelas memang banyak cerita cerita tersebut yg diceritakan oleh orang tua. Menurut narasumber kami ritual adat


Tengkorak Manusia yang jadi korban ritual adat
ini tidak banyak yang tahu khususnya di wilayah Mamuju karena dianggap tabu untuk dibicarakan oleh orang orang dahulu " jari itte todapaq ampunna melo marasa hasil pangumaang_na harus mattinjaq mako di dewa namassasaq batuanna" artinya jadi jika seseorang menginginkan hasil panen yang melimpah dalam usahanya bercocok tanam orang tersebut harus melakukan nazar (bernazar) akan mengorbankan budaknya. Adapun tradisi massasaq itu dilakukan dengan cara memberi makan kepada korban dengan "kande tobarani " ( makanan seorang pemberani), sampai korban tersebut akan merasa kerasukan dan tidak merasakan apapun, setelah diberi makan maka diundanglah seorang algojo atau eksekutor untuk melaksanakan tugasnya mula mula korban akan di tanya  algojo apakah dia siap jika anggota tubuhnya diambil " nakuala matammu, nakuala talingammu, nakuala aqbaqmu (saya akan ambil matamu, telingamu, kepalamu,) jika korban sudah mengiyakan maka sang algojo akan mulai mengiris satu persatu anggota tubuh korban tersebut sampai kepala dipenggal dan mati.

ihhh.. begitu mengerikannya ritual adat tersebut ..! sampai kami menanyakan ke narasumber bagaimana jika korban itu tidak siap dan berniat melarikan diri.? itu tidak akan mungkin karena kondisi pada saat itu korban sudah diberi makanan yang diberi mantra mantra yang mengakibatkan korban menurut saja, tutur narasumber kami bersemangat. kami pun melanjutkan pertanyaan lain karena waktu untuk wawancara sudah cukup. nah itulah sekilas yang dapat kami tuturkan adapun kebenarannya hanya tuhan yang tahu, Allahualam _(Arman Husan)