Mamuju Ethnic

Informasi & Literasi Budaya Mamuju

Kamis, 22 Februari 2018

Prajurit Itu Bernama Petrus Hendrikus Pulles

Pemuda itu bernama lengkap Coobler Petrus Hendrikus Pulles lahir di Waalwijk (Belanda)pada tanggal 11 Maret 1884 dan meninggal di Mamuju (Sulawesi Barat- Indonesia) pada tanggal 20 Agustus 1907. Dia adalah sorang putra dari pasangan Johannes Pulles dan Wilhelmina Hoppenbrouwers.

Berprofesi sebagai pembuat sepatu adalah sebuah profesi yang sudah umum dan menjadi kebanggan pemuda dikota Waalwijk kala itu. Waalwijk adalah sebuah kota yang cukup luas yang berada disebuah wilayah Langstraat Provinsi North Barabant wilayah bagian utara Kerajaan Belanda yang memang sudah terkenal  berabad-abad lalu sebagai pusat pembuatan sepatu di Belanda, disini pulalah tempat berdirinya museum kulit dan sepatu Belanda.

Pada tanggal 8 Desember 1902, dia meninggalkan Waalwijk untuk secara sukarela bergabung dengan Pasukan Kolonial Belanda pada usia 18 tahun.  Koloniaal Werfdepot di Harderwijk, sebuah kesatuan unit angkatan perang Kerajaan Belanda yang sudah ada sejak 1830 dibawah Kementrian Koloni Hindia Belanda (Dutch Coloonial Ministree) yang merekrut dan mempersiapkan wajib militer untuk ditempatkan di koloni-koloni Hindia Belanda, yang juga adalah asal muasal tentara KNIL Belanda lahir. Warfdepot adalah unit angkatan darat yang merupakan milisi militer atau wajib militer Belanda. Di sana dia mendapatkan pelatihan militer sekitar enam minggu, para prajurit disiapkan untuk dinas tersebut dan kemudian berangkat ke Indonesia.




Petrus Hendrikus Pulles ditempatkan di Komando Militer Sulawesi, Manado dan Timor, sebagai pasukan tambahan paruh waktu kedua ditahun 1907. Bersama-sama dengan pasukan Marechausee (Marsose) diperintahkan oleh Gubernur Hindia Belanda di Makassar untuk menumpas perlawanan Punggawa Malolo dan Atjo Ammana Andang di Ladang Kassa Mamuju. 

Perlawanan rakyat Mamuju yang dimotori oleh Punggawa Malolo terbilang cukup sulit untuk dipatahkan, selain kondisi alam dan letak pertahanan yang cukup merepotkan pasukan Belanda. 

Akhirnya pada saat pertempuran tersebut sangat menciutkan nyali pasukan Belanda untuk bergerak memasuki Benteng pertahanan, pasukan yang tergabung dari beberapa unit itu terdiri dari orang pribumi sendiri seperti Jawa, Ambon dan Eropa itu ragu ragu untuk menyerang pasukan Punggawa Malolo karena korban telah berjatuhan dan pada akhirnya Petrus Pulles mengambil keputusan untuk maju dan mulai menyerang Pasukan Punggawa Malolo. 

Walaupun akhirnya Pasukan Punggawa Malolo dapat ditaklukkan setelah terjadi pertempuran yang cukup sengit, Petrus Pulles akhinya tewas terbunuh bersama- sama beberapa orang rekannya termasuk Letnan G.C Bubberman dalam operasi militer di Ladang Kassa, Mamuju pada tanggal 20 Agustus 1907.

Dengan Keputusan Kerajaan Belanda No. 45 dari 5 Desember 1908 ia diangkat menjadi ksatria militer kelas Willemsorde ke-4. Dalam daftar Kanselir Pesanan Belanda secara anumerta. (Arman Husain_ 2017)



Sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar