Mamuju Ethnic

Informasi & Literasi Budaya Mamuju

Selasa, 18 Januari 2022

Si Cantik Samindara (Bag. 2)

Tak berapa lama setelah tertidur Kunjung Barani lalu terbangun dan segera melangkah menuju ke tempat perahunya ditambatkan untuk segera berangkat menuju Pulau Sabakkatan. Tak lama kemudian Samindara menyusul Kunjung Barani ke perahunya untuk bersama sama berlayar ke pulau Sabakkatan. Tapi Kunjung Barani tidak mengizinkan Samindara ikut berlayar bersamanya, mungkin karena Kunjung Barani berfikir perjalanan menuju pulau Sabakkatan ini amatlah jauh dan sangat berbahaya jika Samindara ikut serta bersamanya. Namun Samindara bersikukuh untuk ikut dan tidak mau melepaskan pegangannya diperahu Kunjung Barani, hal tersebut membuat Kunjung Barani marah dan memukul tangan Samindara dengan dayungnya maka tangan Samindara pun terlepas dari perahu. 

Dan tak lama kemudian perahu Kunjung Barani segera berlayar ketengah lautan menuju pulau Sabakkatan. Samindara yang ditinggal oleh Kunjung Barani merasakan kekecewaan yang mendalam dan sangat sedih karena tidak ikut berlayar ke pulau Sabakkatan bersama Kunjung Barani. Samindara pun kembali ke tepian pantai dan dalam perjalanan pulang ia bertemu dengan seorang nelayan lantas Samindara berpesan pada nelayan tersebut " Tolong sampaikan pada Kunjung Barani jika suatu hari nanti dia kembali dan aku telah meninggal dunia, sampaikan bahwa datanglah ke kuburanku dan taburilah dengan Ringgit emas dan pagari sekelilingnya dengan bunga-bunga emas". Demikianlah pesan Samindara pada nelayan tersebut. 

                      Ilustrasi Samindara

Setelah beberapa bulan berlayar akhirnya Kunjung Barani tiba di pulau Sabakkatan, dan mulai membuat sebuah tempat tinggal. Tak lama kemudian pada suatu hari Kunjung Barani tertidur dia pun bermimpi melihat dirinya memancing dilaut tapi anehnya dia bukannya mendapatkan ikan malah mendapat seekor rusa, dia juga bermimpi sedang berburu dihutan malah mendapatkan seekor ikan. Setelah mendapat mimpi yang aneh itu, Kunjung Barani berfirasat bahwa telah terjadi sesuatu yang buruk pada dirinya, dia pun segera mengingat Samindara yang telah dia tinggalkan dan akhirnya Kunjung Barani berniat untuk segera kembali pulang untuk menemui Samindara kekasihnya. 

Setelah berselang beberapa lamanya akhirnya perahu Kunjung Barani sampai juga di tepian pantai dan dia pun mendapati nelayan yang kebetulan tinggal disitu, nelayan tersebut tiba-tiba saja teringat akan pesan Samindara beberapa waktu yang lalu, kemudian nelayan itu menanyakan siapa dirinya dan apakah mengenal Samindara dan menceritakan pesan Samindara pada Kunjung Barani. Kunjung Barani pun kaget dan sangat terpukul dengan berita kematian Samindara lantas dengan kesedihannya Kunjung Barani menanyakan kepada nelayan tadi dimana kuburan Samindara berada. Karena merasa tidak percaya dengan kematian Samindara itu, Kunjung Barani kembali bertanya pada nelayan tersebut kalau dia tidak yakin Samindara telah meninggal secepat itu. Nelayan itu kemudian berkata pada Kunjung Barani " Mengapa engkau tidak percaya semua ini, bukankah engkau yang telah meminta untuk berguru dan mendapatkan ilmu memikat hati perempuan pada seorang kakek di Toraja untuk mendapatkan cinta seorang Samindara..?" Kunjung Barani hanya terdiam dengan seribu penyesalan dalam dirinya dan akhirnya meminta untuk diantar ke lokasi kuburan Samindara berada.

Setelah mengetahui dimana kuburan Samindara berada, Kunjung Barani tak berselang lama sudah menyiapkan beberapa koin Ringgit emas dan beberapa bunga bunga terbuat dari emas demi untuk memenuhi permintaan dalam pesan Samindara sebelum meninggal. Dalam rasa duka yang menyelimuti hati Kunjung Barani ditaburkanlah koin koin emas itu dan memagari kuburan Samindara dengan bunga-bunga emas. Kunjung Barani kemudian  berniat kembali keperahunya dan melanjutkan perjalanan entah kemana diapun tidak tahu arah lagi, sebelum sampai ke tepian tempat perahunya ditambatkan, Kunjung Barani berfikir untuk membawa bekal air minum yang cukup selama perjalanannya. Dicarilah sumber air tersebut berada dan kebetulan dia menemukan sebuah sumur yang banyak airnya lagi jernih, sebuah sumur batu yang tepat berada dibawah sebuah pohon beringin besar dan lebat. Diambillah bambu dan batok pinang buat menimba air sumur itu, disaat Kunjung Barani menimba air terlihat nampak wajah Samindara diatas permukaan air sumur itu, Kunjung Barani penasaran setelah bayangan wajah Samindara yang cantik perlahan hilang dan tak lama kemudian Kunjung Barani yang sudah menimba air tak sengaja mendongak keatas pohon beringin dan tiba tiba muncul lagi sosok Samindara diatas pohon, karena rasa penasarannya Kunjung Barani berbicara pada bayangan sosok Samindara yang ada diatas pohon beringin dan mengajak Samindara untuk turun menemuinya. Jelas bahwa sosok tersebut adalah arwah Samindara atau mahluk ghaib yang menyerupai Samindara tentunya hal itu sangat menakutkan bagi siapapun yang mengalaminya tapi bagi Kunjung Barani dia tidak sedikitpun merasa takut sehingga pantaslah namanya disebut Kunjung Barani karena jiwanya yang sangat pemberani. 

Sosok Samindara yang diajak Kunjung Barani turun itupun akhirnya turun juga mendekati Kunjung Barani dibawah. Kunjung Barani yang tidak lagi berfikir jika yang bersamanya bukanlah Samindara tapi mahluk halus itu karena rasa cintanya kepada Samindara sehingga tidak lagi berfikir siapa sebenarnya yang sedang bersamanya. Setelah mereka duduk bersama sama sambil bercakap-cakap dibawah pohon itu, Kunjung Barani merasa lapar dan mengajak Samindara untuk makan bekal yang akan dibawa berlayar tadi. Merekapun berdua makan bersama, karena sangat lapar Kunjung Barani yang berapa hari lalu tidak bernafsu makan kini lahap makan dan merasa senang karena sedang ditemani Samindara. Kunjung Barani tanpa sadar sudah dua kali menambah nasinya sedangkan Samindara tidak berkurang nasinya sedikitpun malah nasi itu banyak yang berhamburan ditanah. Melihat hal tersebut Kunjung Barani bertanya pada Samindara " mengapa hanya makan sedikit sepertinya nasi yang ada di depanmu tidak pernah berkurang ?" Lantas Samindara menjawab " Itu karena saya bukan lagi manusia melainkan arwah sedangkan kamu itu manusia, kita sudah berbeda alam aku sudah meninggal dan kita tidak akan bisa hidup bersama" mendengar jawaban Samindara hatinya sangat sedih sampai sampai Kunjung Barani meneteskan air mata. Dengan nada bicara yang diliputi kesedihan Kunjung Barani kemudian kembali bertanya " bagaimana caranya agar aku bisa terus bersamamu" Samindara kemudian berkata "petiklah buah mangga untukku yang dahannya menjulang lurus keatas diseblahnya ada dahan yang menghadap ke matahari terbenam dan yang sebelahnya lagi dahan yang  menghadap kearah matahari terbit". Mendengar jawaban sekaligus permintaan Samindara tersebut akhirnya Kunjung Barani mencari pohon mangga yang ada didekat situ dan kebetulan ada pohon mangga yang berada dekat dengan kuburan Samindara yang besar dan tinggi, dipanjatlah oleh Kunjung Barani pohon itu sampai keatas dahan yang paling tinggi untuk mencari buah mangga yang ada ditengah tengah dahan yang disebutkan tadi. Setelah dicari-cari Kunjung Barani akhirnya menemukan ciri-ciri tiga dahan itu dan ditengahnya ada dahan muda yang lurus keatas disitulah ada buah mangga yang masih muda, tanpa pikir panjang lagi Kunjung Barani berusaha untuk menggapai buah mangga tersebut tanpa memikirkan resikonya dahan itu bisa patah karena masih muda dan rapuh, dan benar saja setelah tangannya bisa memetik buah mangga itu, dahan yang dipijak Kunjung Barani pun patah tidak mampu menahan berat badannya, seketika juga Kunjung Barani jatuh dan terhempas ketanah dan mati saat itu juga. Demi seorang wanita cantik yang telah menarik hatinya Kunjung Barani rela melakukan segala sesuatu yang bisa membuatnya menderita dan mati dan jasadnya konon dimakamkan berdekatan dengan Samindara. 
(Arman H-2022)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar